Nama Kelompok : Dwi Oktaviani
Elsa
Tut Komila
Gati
Agusti Dimaryani
Lisa
Lida Sari
Nona
Febriana Putri
Nuri
Pradita Eolia
Shifa
Nurmala
Kelompok : 3
JENIS JENIS KEPUTUSAN INVESTASI MODAL
Keputusan investasi
modal (capital investmen decisions) berkaitan dengan proses perencanaan,
penetapan tujuan, dan prioritas, pengaturan pendanaan, dan penggunaan kriteria
tertentu untuk memilih aktiva jangka panjang. Karena keputusan investasi modal
menmpatkan sebagian sumber daya perusahaan pada resiko, sehingga keputusan
investasi modal adalah keputusan yang amat penting yang diambil oleh para
manajer.
Proses pengambilan
keputusan investasi modal sering kali desebut sebagai penganggaran modal
(capital budgeting). Jenis dari pengaggaran modal itu sendiri ada dua, yaitu;
a.
Proyek Independen (Independent project) Adalah proyek
investasi modal yang tidak berkaitan satu dengan yang lainnya. Jadi apabila ada
proyek yang diterima atau ditolak tidak akan berpengaruh terhadap protek yang
lainnya.
b.
Proyek Saling Eksklusif (Mutualy exclusive project).
Proyek ini mengharuskan perusahaan untuk memilih salah satu alternatif yang
saling bersaing untuk menyediakan jasa dasar yang sama. Penerimaan salah satu
protek akan menghalangi proyek lainnya.
Keputusan investasi
modal sering kali berkaitan dengan masalah investasi dalam aktiva modal jangka
panjang. Pada umumnya investasi modal yang baik akan menghasilkan kembali modal
awal sepanjang umurnya dan pada saat yang sama menghasilkan pengembalian yang
cukup atas investasi awal. Jadi salah satu tugas manajer adalah memutuskan
apakah suatu investasi modal akan menghasilkan kembali sumber daya awalnya atau
tidak, dan memberikan pengembalian yang wajar. Dengan membuat penilaian ini,
seorang manajer dapat memutuskan diterima tidaknya proyek-proyek independen dan
membandingakan proyek-proyek yang saling bersaing berdasarkan keunggulan
ekonomisnya.
Untuk membuat
keputusan investasi modal, seorang manajer harus mengestimasi jumlah dan waktu
arus kas, menilai resiko investasi, dan mempertimbangkan dampak proyek terhadap
laba perusahaan. Para manajer juga harus menetapkan tujuan dan prioritas dari
investasi modal serta harus mengidentifikasi beberapa kriteria dasar atas
penerimaan dan penolakan investasi yang diusulkan. Ada beberapa metoda yang
digunakan oleh manajer untuk menunjukan mana proyek yang harus diterima dan
mana yang harus ditolak, diantaranya adalah metoda non-diskonto dan metoda
diskonto.
A.
Model Non-Diskonto
Model non diskonto adalah model yang mengabaikan nilai
waktu dari uang.
1.
Perioda Pengembalian
Perioda pengembalian (payback periods) adalah waktu
yang dibutuhkan perusahaan untuk memperoleh kembali investasi awalnya.
Apabila arus kas dari suatu proyek diasumsikan tetap
jumlahnya, maka rumus berikut dapat digunakan:
Perioda pengembalian = Investasi semula / Arus Kas
Tahunan
Akan tetapi, jika arus kas tidak tetap jumlahnya maka
perioda pengembalian dihitung dengan menambahkan arus kas tahunan sampai waktu
ketika investasi awal diperoleh kembali.
Salah satu cara untuk menggunakan perioda pengembalian
adalah dengan menetapkan suatu perioda pengembalian maksimum pada seluruh
proyek dan menolak setiap proyek yang melewati tingkat ini. Dan perioda
pengembalian ini dapat digunakan sebagai ukuran dari resiko, dengan pengertian
bahwa semakin lama suatu proyek menghasilkan uang semakin beresiko proyek
tersebut.
Perioda pengembalian dapat digunakan untuk memilih
alternatif-alternatif yang saling bersaing. Menurut pendekatan ini, investasi
dengan perioda pengembalian terpendek lebih disukai dari pada investasi dengan
periode pengembalian yang lebih panjang. Berikut adalah beberapa hal yang dapat
diambil oleh para manajer dengan menggunakan metoda non diskonto perioda
pengembalian:
a.
Membantu mengendalikan resiko yang berhubungan dengan
ketidakpastian arus kas masa depan.
b.
Membantu meminimalkan dampak investasi terhadap
masalah likuiditas perusahaan.
c.
Membantu mengendalikan resiko keuangan.
d.
Membantu mengandalikan pengaruh investasi terhadap
ukuran kinerja.
Namun, penggunaan perioda pengembalian kurang dapat
dipertahankan karena ukuran ini memiliki dua kelemahan utama, yaitu;
a.
Mengabaikan kinerja investasi yang melewati perioda
pengembalian
b.
Mengabaikan nilai waktu uang.
2.
Tingkat Pengembalian
Akuntansi
Tingkat pengembalian akuntansi merupakan model non
diskonto kedua yang umum digunakan. Tingkat pengembalian akuntansi mengukur
pengembalian atas suatu proyek dalam kerangka laba, bukan dari arus kas proyek.
Rumus perhitungan tingkat pengembalian akuntansi
adalah sebagai berikut :
Tingkat pengembalian akuntansi : Laba
rata-rata/Investasi awal atau rata-rata
Investasi rata-rata : (Investasi awal + Nilai Sisa)/2
B.
Model Diskonto
Model ini secara eksplisit mempertimbangkan nilai
waktu dari uang dan memasukan konsep diskonto arus kas masuk dan arus kas
keluar.
- Nilai Bersih Sekarang (Nev Present Value/NPV) Adalah
selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan arus kas keluar yang
berhubungan dengan suatu proyek .
NPV =
[(ΣCFt/(1+i)t] – I
= [ΣCFtdft] – I
= P – I
Dimana,
I : Nilai Sekarang dari biaya proyek
CFt : Arus kas masuk yang diterima dalam perioda t , dengan t= 1
n : Umur manfaat proyek
i : tingkat pengembalian yang diperlukan (required rate of return), yaitu
adalah tingkat pengembalian minimum yang dapat diterima, hal itu juga disebut
sebagai tingkat diskonto, tingkat rintangan, atau tingkat batas, dan biaya
modal.
t : Perioda waktu
P : Nilai sekarang dari arus kas masuk proyek di masa depan.
Nilai NPV positif menandakan bahwa :
1. Investasi awal telah tertutupi
2. Tingkat pengembalian yang diperlukan telah dipenuhi
3. Pengembalian yang melebihi (1) dan (2) telah diterima.
Jadi jika NPV lebih besar dari pada nol maka investasi itu menguntungkan
dan dapat diterima. Begitu sebaliknya apabila kurang dari nol.
STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE
Pengertian Biaya
Modal
Biaya Modal
adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana
baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan
untuk mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.
Variabel-variabel
penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:
1.
Keadaan-keadaan umum perekonomian.
Faktor ini menentukan tingkat bebasrisiko atau tingkat hasil tanpa risiko.
2.
Daya jual saham suatu perusahaan. Jika
daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para investor akan turun dan
biaya modal perusahaaan akan rendah.
3.
Keputusan-keputusan operasi dan
pembiayaan yang dibuat manajemen. Jika manajemen menyetujui penanaman modal
berisiko tinggi atau memanfaatkan utang dan saham khusus secara ekstensif,
tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya meminta tingkat
hasil minimum yang lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.
4.
Besarnya pembiayaan yang diperlukan.
Permintaan modal dalam jumlah besar akan meningkatkan biaya modal perusahaan.
A.1. ANALISIS
STRUKTUR MODAL
Struktur modal
optimal sebuah perusahaan adalah kombinasi utang dan ekuitas yang akan
memaksimalkan harga saham. Disetiap waktu, manajemen akan memiliki satu
struktur modal sasaran yang spesifik dalam pikirannya yang diasumsikan sebagai
sasaran yang optimal, meskipun hal ini dapat berubah dari waktu-ke waktu.
Beberapa faktor dapat mempengaruhi
struktur modal sebuah perusahaan. Faktor tersebut adalah 1) risiko bisnis atau
seberapa berisiko saham perusahaan jika perusahaan tidak menggunakan utang dan
2) risiko keuangan yang merupakan tambahan risiko yang dikenakan pada pemegang
saham biasa sebagai akibat dari keputusan perusahaan untuk mempergunakan utang
3) posisi perpajakan 4) kebutuhan akan fleksibelitas keuangan dan 5)
konservatisme atau agresivitas manajemen perusahaan
1. Risiko Bisnis
Adalah suatu fungsi dari
ketidakpastian yang inheren di dalam proyeksi pengembalian atas modal yang
diinvestasikan (return on invested
capital ROIC) di dalam sebuah perusahaan yang dinyatakan sebagai berikut :
NOPAT LABA BERSIH BAGI PEMBAYARAN BUNGA
PEMEGANG SAHAM BIASA + SETELAH PAJAK
ROIC
=___________=_____________________________________________________
MODAL
MODAL
|
NOPAT = Laba
operasi bersih setelah pajak dan modal
adalah jumlah dari utang dan ekuitas biasa perusahaan ( jika kita
abaikan saham preferen ). Jika sebuah perusahaan tidak memiliki utang , maka
pembayaran bunganya akan nol, modalnya akan sama dengan ekuitas dan nilai
ROICnya akan sama dengan pengembalian atas ekuitasnya , ROE.
LABA BERSIH BAGI
PEMEGANG SAHAM BIASA
ROIC (utang
nol)= ROE =
___________________________________________
EKUITAS BIASA
|
Jadi risiko
bisnis perusahaan yang bebas pengungkitan (leverage free) dapat diukur oleh
deviasi standar nilai ROEnya ,σROE
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko bisnis
- variabilitas permintaan. Semakin stabil permintaan akan produk sebuah
perusahaan, jika hal-hal lain dianggap konstan , maka semakin rendah
risiko bisnisnya.
- variabilitas harga jual. Perusahaan yang produk-produknya dijual di
pasar yang sangat tidak stabil , maka semakin tinggi risiko bisnisnya
dibandingkan perusahaan sama yang
harga produknya lebih stabil.
- variabilitas biaya input. Perusahaan yang biaya inputnya sangat tidak
stabil akan memiliki risiko lebih tinggi
- Kemampuan menyesuaikan harga output untuk perubahan-perubahan pada
biaya input. Semakin besar kemampuan melakukan penyesuaian harga output
untuk mencerminkan kondisi biaya , semakin rendah tingkat risiko
bisnisnya.
- Kemampuan untuk mengembangkan produk baru pada waktu yang tepat dan
efektif dalam hal biaya. Perusahaan dibidang industri yang menggunakan
teknologi tinggi seperti obat-obatan dan komputertergantung arus konstan
produk baru
- Eksposur risiko asing. Perusahaan yang menghasilkan sebagian besar
labanya dari operasi luar negeri dapat terkena penurunan laba akibat
fluktuasi nilai tukar
- Komposisi biaya tetap: leverage operasi , Jika perusahaan mempunyai
sebagian besar biayanya merupakan biaya tetap , maka semakin tinggi risiko
bisnisnya.
Leverage operasi
Dalam terminologi bisnis tingkat leverage operasi tinggi , jika hal-hal
lain dianggap konstan , berarti perubahan penjualan dalam jumlah yang relatif
kecil akan dapat mengakibatkan perubahan besar dalam ROE
2. Risiko Keuangan
Adalah tambahan risiko yang dibebankan kepada para pemegang saham biasa
sebagai hasil dari keputusan untuk mendapatkan pendanaan melalui utang.
Konsentrasi risiko ini terjadi karena para pemegang utang akan menerima
pembayaran bunga secara tetap , samasekali tidak menanggung risiko bisnis. Jadi
penggunaan utang atau leverage keuangan , mengkonsentrasikan risiko bisnis
perusahaan pada para pemegang sahamnya.
Leverage keuangan adalah tingkat sampai sejauh mana sekuritas dengan laba
tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal sebuah
perusahaan.
CONTOH SOAL
Ladys motors, sebuah perusahaan
penghasil generator pompa, berada dalam situasi berikut ini : EBIT = $ 4juta,
pajak =T= 35%, utang yang masih belum dilunasi =D= $2juta; kd = 10
%; ks=15%; jumlah saham beredar =N=600.000 dan nilai buku perlembar saham = $
10. Karena pasar produk Ladys stabil dan perusahaan tidak mengharapkan terjadi
pertumbuhan , seluruh laba dibayarkan sebagai deviden. Utang terdiri atas
obligasi bunga abadi (perpectual bond)
- berapakah
laba perlembar saham (EPS) Ladys dan harga perlembar sahamnya (P)
- berapakah
rata-rata tertimbang biaya modal (WACC) Ladys
- Ladys dapat
meningkatkan utangnya sebesar $8juta menjadi total sebesar $10 juta dan
menggunakan utang baru tersebut untuk membeli kembali dan menarik beberapa
sahamnya pada tingkat harga saat ini. Tingkat suku bunga utangnya akan
menjasi 12 % (Ladys harus melunasi dan mengembalikan utang lamanya) dan
biaya ekuitasnya akan naik dari 15 % menjadi 17 % EBIT akan tetap konstan
. Apakah sebaiknya Ladys merubah struktur modalnya ?
- Jika Ladys tidak harus mengembalikan $2juta utang lamanya, bagaimana
pengaruhnya pada hal lain-lain ? Asumsikan utang yang baru dan masih belum
dilunasi memiliki tingkat risiko yang sama dengan Kd=12% tetapi tingkat
kupon dari utang lamanya adalah 10 %.
- Berapakah rasio cukup lindung kelipatan pembayaran bunga (TIE) Ladys
pada situasi awal dan pada kondisi bagian c pertanyaan ini.
JAWABAN a
EBIT
$ 4.000.000
Bunga ($2.000.000 x0,10) 200.000
__________
Laba sebelum pajak(EBT) 3.800.000
Pajak (35%)
1.330.000
___________
Laba bersih setelah pajak 2.470.000
EPS = $2.470.000/600.000 = $ 4,12
P0
= $4,12/0,15= $ 27,47
JAWABAN b
Ekuitas = 600.000x $ 10= $6.000.000
Utang = $ 2.000.000
Total modal = $ 8.000.000
WACC= WdKd(1-T) + WcKs
= (2/8)(10%)(1-0,35) + (6/8)(15%)
= 1,63% + 11,25%
= 12,88%
JAWABAN c
EBIT
$ 4.000.000
Bunga ($10.000.000 x0,12) 1.200.000
__________
Laba sebelum pajak(EBT) 2.800.000
Pajak (35%) 980.000
___________
Laba bersih setelah pajak 1.820.000
Saham dibeli dan ditarik
kembali :
ΔN = Δutang /P0 =$ 8.000.000/$27,47=291,277
Saham beredar baru =
N1=N0-ΔN=600.000-291,277=308.773
EPS baru
EPS = $1.820.000/0,17 = $ 34,65 vs $27,47
Keputusan : Ladys merubah struktur modalnya
JAWABAN d.
Dalam kasus ini laba bersih perusahaan harus
lebih tinggi dari (0,12 -0,10) ($2.000.000) (1-0,35)= $26.000 karena beban
bunganya akan lebih rendah
Harga baru akan menjadi :
Po= ($1.820.000 + $26.000)/308.773 = $35,18
___________________________
0,17
Dalam kasus pertama,
dimana utang harus didanai kembali , para pemegang obligasi mendapat kompensasi
atas naiknya risiko dari posisi utang yang lebih tinggi. Dalam kasus kedua para
pemegang obligasi lama tidak mendapat kompensasi; obligasi bunga abadi kupon 10
persen mereka sekarang akan memiliki nilai sebesar :
$ 100/ 0,12 = $833,33
Atau dengan jumlah total
sebesar $ 1.666.667, turun dari nilai lama sebesar $2juta atau rugi sebesar
$333.333. Para pemegang saham akan memperoleh keuntungan sebesar :
($35,18- $ 34,65)
(308.773) = $ 163.650
Tentunya keuntungan ini
diperoleh dengan mengorbankan para pemegang obligasi (Tidak ada alasan untuk
memiliki anggapan bahwa kerugian para pemegang obligasi akan persis tertutupi
oleh keuntungan para pemegang saham)
TIE = EBIT / I
TIE awal = $4.000.000/$200.000 = 20 kali
TIE baru = $4.000.000/$1.200.000 = 3,33 kali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar